Dalam kehidupan sehari-hari, minyak bumi dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi tak terbarukan bagi berbagai jenis mesin. Minyak bumi sejatinya baru dapat dimanfaatkan bila telah diolah menjadi produk jadi. Dari produk jadi inilah manfaat minyak bumkita rasakan. Berikui baru dapat t produk jadi minyak bumi tersebut:
1.Gas Elpiji – Gas elpiji adalah produk turunan minyak
bumi
yang diperoleh dari destilasi uap pada suhu kurang dari -40 derajat celcius. Nama elpiji sebetulnya merupaka singkatan dari LPG atau
liquified petroleum gas yang berarti gas minyak bumi yang dicairkan. Komponen elpiji didominasi oleh hidrokarbon propana,
butana, etana, dan pentana. Elpiji saat ini sering dimanfaatkan sumber bahan bakar rumah tangga dan bahan bakar kendaraan ringan.
yang diperoleh dari destilasi uap pada suhu kurang dari -40 derajat celcius. Nama elpiji sebetulnya merupaka singkatan dari LPG atau
liquified petroleum gas yang berarti gas minyak bumi yang dicairkan. Komponen elpiji didominasi oleh hidrokarbon propana,
butana, etana, dan pentana. Elpiji saat ini sering dimanfaatkan sumber bahan bakar rumah tangga dan bahan bakar kendaraan ringan.
2.Bensin - Bensin adalah produk turunan minyak bumi yang
diperoleh dari destilasi uap pada suhu antara -1 sampai 180 derajat celcius.
Bensin dalam kehidupan sehari-hari secara luas digunakan sebagai bahan bakar
berbagai kendaraan ringan seperti roda 2, roda 3, dan roda 4.
Pelumas - Pelumas adalah produk turunan minyak bumi
yang diperoleh dari destilasi uap minyak bumi pada suhu antara 105 – 135 derajat
celcius. Pelumas sehari-hari digunakan sebagai minimalisator gesekan antar 2
benda bergerak pada mesin. Kita cenderung lebih mengenal pelumas dalam bentuk
oli dan gemuk.
3.AVTUR – AVTUR adalah produk turunan minyak bumi yang
diperoleh dari destilasi uap minyak bumi pada suhu antara 150 – 205 derajat
celcius. Nama AVTUR sebetulnya adalah akronim kata aviation turbine. AVTUR
secara luas digunakan sebagai bahan bakar mesin jet pada pesawat terbang.
4.Minyak Tanah - Minyak tanah adalah produk turunan
minyak bumi yang diperoleh dari destilasi uap minyak bumi pada suhu antara 205
- 260 derajat celcius. Dalam bahasa Inggris, minyak tanah dikenal dengan
sebutan kerosin. Minyak tanah dahulu dimanfaatkan sebagai bahan bakar lampu
minyak namun dewasa ini fungsi minyak tanah beralih sebagai bahan bakar
campuran untuk enegi penggerak mesin jet bersama AVTUR.
5.Solar – Solar adalah produk turunan minyak bumi yang
diperoleh dari destilasi uap minyak bumi pada suhu antara 260 – 315 derajat
celcius. Solar digunakan secara luas sebagai bahan bakar mesin diesel pada
kendaraan berat dan mesin-mesin produksi
6.Aspal – Aspal adalah kerak terbawah dari hasil
pemanasan minyak bumi. Bahan yang juga dikenal dengan sebutan bitumen ini dalam
kehidupan sehari-hari umumnya digunakan sebagai lapisan teratas jalan raya.
Dewasa ini, karena harganya yang semakin mahal fungsi aspal terbaru digantikan
oleh beton.
Energi Alternatif Pengganti Minyak Bumi
Hidrogen
Hidrogen dibuat dengan cara memecah gas alam dan sumber daya lain yang memiliki sifat sejenis. Sumber penghasil paling besar dari hidrogen adalah air.Jika suatu saat teknologi untuk membuat hidrogen dari air sudah ekonomis, hidrogen bisa memiliki potensi yang besar sebagai bahan bakar di masa depan.
Namun penelitian untuk menghasilkan bahan bakar alternatif dari hidrogen masih harus dilakukan.
Gas Alam
Gas alam adalah sumber bahan bakar yang bersih karena emisi yang dihasilkan dari pembakarannya sangat rendah. Gas alam bisa didapatkan langsung dari alam, dan ketersediaanya sekarang masih sangat besar.Emisi gas buang yang dihasilkan oleh mesin pengguna jauh lebih rendah dibandingkan dengan emisis dari pembakaran bensin atau solar.Penggunaan Gas alam sebagai bahan bakar kendaraan sudah dilakukan, namun penggunanya masih sangat sedikit karena belum sepenuhnya didukung oleh penyedia SPBU.
E85
E85 adalah jenis bahan bakar yang sekarang ini sudah bisa digunakan sebagai alternatif pengganti bagi mesin bensin. E85 ini dibuat dari campuran etanol yang lebih besar yaitu 85 persen dan sedikit bagian bensin yaitu 15 persen.
Namun E85 masih kurang efisien jika dibandingkan dengan enggunakan bahan bakar full bensin.Untuk jarak tempuh yang sama,pengguna E85 akan membutuhkan 2 kali lipat jumlah dari pada jika menggunakan bensin.Jadi dibutuhkan dedikasi tinggi terhadap lingkungan jika menggunakan B85 sebagai bahan bakar kendaraan,karena tentunya emisi gas buang lebih rendah daripada bensin.
BIOFUEL
Kembali ke Alam
Biofuel dapat diperolah dari tanaman kelapa sawit, tebu, ketela dan jarak pagar. Bisa dilihat bahwa sebagian besar tanaman tersebut merupakan bahan makanan yang juga di konsumsi oleh manusia. Biofuel dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu bio-etanol, bio-diesel dan bio-oil.
1.Bio-etanol digunakan sebagai pengganti bahan bakar (gasoline) untuk transportasi, dengan target substitusi 10 persen. Bahan bakunya dari ubi kayu atau ketela dan tebu. Cara pembuatannya yaitu dengan proses fermentasi dengan menggunakan bakteri.
2.Bio-diesel digunakan sebagai bahan pengganti diesel (solar) yang akan di gunakan untuk transportasi 10 persen dan power plant 50 persen. Bahan bakunya yaitu dari minyak kelapa sawit dan jarak pagar. Cara memperolehnya yaitu dengan menggunakan proses destilasi, kemudian hasilnya di pisahkan berdasarkan fraksinya.
3.Bio-oil, memiliki 3 turunan, yaitu :
A. Bio-kerosin sebagi pengganti minyak tanah untuk rumah tagga (10 persen) dengan bahan baku minyak kelapa sawit dan jarak pagar.
B. Bio-oil sebagai pengganti automotive diesel oil (ADO) untuk transportasi (10 persen) dan power plant (10-50%), bahan bakunya dari minyak kelapa sawit dan jarak pagar.
C. Bio-oil sebagai pengganti minyak bakar (fuel oil) untuk Industri sebanyak 50 persen. Bahan baku nya adalah kelapa sawit dan jarak pagar.
Bio-fuel dapat kita kembangkan menjadi bahan bakar pengganti, dengan syarat lahan yang digunakan untuk tanaman bahan bakar (ubi kayu, kelapa sawit, jarak pagar dan tebu) tidak mengurangi dari jumlah lahan pertanian untuk bahan makanan. Selain itu tidak membuka lahan baru dengan cara membabat hutan dan padang savana.
SOLAR CELL
Di negeri kita ini negara khatulistiwa matahari bersinar sepanjang tahun dan tak terbatas ketersediaannya.
Melihat hal ini sudah barang tentu kita memanfaatkanya.
Memang sudah banyak yang mengembangkan Solar Cell ini tapi perlu langkah efektif dari pemerintah atau lembaga terkait untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat luas agar mereka mengetahui dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari
untuk jelasnya disini gan
TENAGA LISTRIK
Dan alternatif ketiga adalah tenaga listrik dengan banyak pembangkit (PLTA,PLTG dll) bukankah betapa melimpah sumber daya listrik ini namun sepertinya belum bisa di alokasikan secara maksimal.
Ditemukannya beberapa alat transportasi elektrik adalah langkah tepat sebagai salah satu penghemat bahan bakar minyak yang semakin menipis ini
Saat ini dunia masih mengidap ketergantungan terhadap minyak bumi.Jika tidak dipikirkan mulai sekarang ketergantungan tersebut tidak akan sembuh.Namun perlu diingat sekali lagi bahwa bahan bakar minyak bumi suatu saat pasti akan habis.Semakin cepat ditemukan bahan bakar alternatif yang efektif,efisien dan murah merupakan masa depan yang cerah.
PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan
laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang
diperoleh ditampung dalam kapal tanker
atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam
dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan
bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu.
Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1
sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C
yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi
dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke
dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan
sebagai berikut:
1. DISTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi
fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace
(tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga
suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi).
Menara destilasi
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini
naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang
berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa
cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut
makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi
akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke
bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang
mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang
berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG
(Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi
residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu
ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang
titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas
Rentang
rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang
rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang
rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang
rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang
ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang
rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi
bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking,
reforming, polimerisasi,I treating, dan blending.
2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi
yang dihasilkan dimurnikan (refinery), seperti terlihat dibawah ini:
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil.
Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi
bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki
kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat
ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan
oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang
mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan
pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji
akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan
dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan
penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah
sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan
penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit.
Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium.
Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin
atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion
karbonium :
c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan
dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut
dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah
bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida
yang kemudian dipisahkan.
3. REFORMING
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin
yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu
lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus
molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini
juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur
molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan
tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3
atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :
4.ALKILASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam
molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini
menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat
Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
Polimerisasi adalah proses penggabungan
molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai
berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa
isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi,
yaitu isooktana.
5. TREATING
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai
berikut :
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses
penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan
perbaikan warna.
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin)
dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan
minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang
digunakan untuk minyak pelumas
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses
penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung
dalam minyak bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat
menyebabkan berbagai masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses,
meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk
samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan
menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk
menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain menggunakan proses
oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur
yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur
elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk
menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara
desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta
2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung
dalam minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara
katalitik dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan
senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang
dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan
cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula
teknik desulfurisasi yang lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi
merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi dengan
memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida
menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme
mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam
aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam
kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat menyingkirkan
senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes.
Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi umumnya
berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan
untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan
untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas,
yang terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu
banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan
hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari
batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk
aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global Solutions International dan
Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak tahun
1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi
dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.
Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas
dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari
sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang
sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini,
aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan
dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda
mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ
berupa tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen
sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur
hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan cairan
soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai
cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga
mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat
juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi
dapat digambarkan sebagai berikut :
Absorpsi H2S oleh senyawa soda
Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme
Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :
dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar
(efisiensi penyingkiran hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga
menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran gas
(kurang dari 4 ppm-volume)
pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery)
sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses
ini tidak mengandung gas berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan
tidak perlu dibakar di flare. Hal ini membuat proses ini ideal untuk
lokasi-lokasi dimana proses yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau
incinerator) tidak dimungkinkan.
menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent
yang biasa digunakan untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan
resiko penyumbatan (plugging atau blocking) pada pipa
Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining
dan mampu beradaptasi pada berbagai kondisi proses
Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman
(antara lain beroperasi pada suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk
dioperasikan
Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas
alam, gas buang regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran
oksigen yang mengandung gas limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.
6.BLENDING
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif
kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk
tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh
hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan
berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat
sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah
tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian
pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses
pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan
bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Spam, SARA, atau hal berbau politik. Jangan menggunakan nama Unknown, gunakan namamu.